Begini Tipsnya Agar Cinta Dalam Keluarga Terus Bersemi
Image : Living For Zachary |
Keluarga harmonis adalah keluarga yang diimpikan semua orang, bagaimana tidak, dengan harmonisnya suatu keluarga tentu akan membawa ke kehidupan rumah tangga yang langgeng sampai akhir, serta menjaga tali pernikahan agar tetap terjaga dengan indah. Namun terkadang kita belum mengerti apasih arti keluarga itu sendiri?
Menurut Departemen Kesehatan (1988) mendefinisikan sebagai berikut : "Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling bergantungan".
Dari definisi diatas dapat kita artikan lagi bahwa, keluarga merupakan dua orang atau lebih yang tergabung dalam satu rumah maupun suatu tempat karena adanya hubungan darah, ikatan perkawinan, ataupun yang lainnya serta saling berinteraksi antara satu dengan yang lain pada perannya masing-masing.
Untuk mempertahankan keluarga yang utuh, alangkah baiknya kita menciptakan keluarga yang harmonis. Akan tetapi, apa definisi keluarga harmonis yang sesungguhnya ya?
Menurut Dlori (2005) berpendapat bahwa keharmonisan keluarga adalah bentuk hubungan yang dipenuhi oleh cinta dari kasih, karena kedua hal tersebut adalah tali pengikat keharmonisan. Kehidupan keluarga yang penuh cinta kasih tersebut dalam islam disebut sakinah mawaddah-warahmah. Yaitu keluarga yang tetap menjaga perasaan cinta; cinta terhadap suami/istri, cinta tehadap anak, juga cinta pekerjaan.
Ya, memiliki keluarga harmonis adalah memang harapan bagi setiap orang atau pasangan, karena dalam keluarga yang harmonis akan melahirkan individu yang sehat jasmani, rohani dan sosial. Namun untuk meraih keluarga yang harmonis tentu tidaklah mudah, seseorang atau pasangan harus sama-sama saling berusaha dan berjuang agar suasana harmonis bisa tercapai.
Salah satu ciri keluarga yang harmonis biasanya terlahir dari suasana keluarga yang hangat di dalam rumahnya, dan dari situlah keluarga harmonis yang anda bangun akan lebih cepat tercipta bila dipenuhi dengan cinta. sebab, salah satu fungsi keluarga itu sendiri adalah menumbuhkan cinta kasih. sedangkan cinta baru bisa terwujud bila semua unsurnya terpenuhi antara lain tanggung jawab, pengertian dan penghormatan. Lalu bagaimanakah untuk menciptakan keluarga yang harmonis?
Berikut simak ulasannya..
1. Menumbuhkan benih-benih cinta
Ini merupakan tips pertama agar benih cinta yang tumbuh setiap hari dapat menjadi pondasi terciptanya keluarga harmonis. Cinta itu bisa lahir karena pandangan maupun perbuatan. Cinta juga bisa tumbuh dari hal-hal kecil,seperti memberikan perhatian,senyuman dan belaian.
Dengan anda membiasakan diri bersikap dan berucap baik kepada pasangan ataupun anggota keluarga,maka dengan sendirinya di setiap harinya akan muncul benih-benih cinta.
2. Menciptakan Kehidupan Beragama
Dengan menerapkan ilmu dan nilai agama dalam suatu keluarga, maka keharmonisan akan lebih terarah. Seperti kemuliaan akhlak yang harus dimiliki oleh setiap kepala rumah tangga. Yakni dengan memerintahkan kebaikan,mencegah perbuatan maksiat, serta selalu menepati hak dan kewajibannya sebagai seorang suami,ataupun seorang ayah. Menasihati dan mengajak untuk selalu taat pada agama dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dengan menerapkan tips yang kedua ini, selain keharmonisan yang didapat niscaya kehidupan dalam keluarga pun semoga akan dipenuhi keberkahan,insya Allah.
Baca Juga : 5 Tips Membangun Keluarga Solid di Hari Keluarga Nasional
3. Bersikap Pengasih dan Penyayang
Pengasih dan penyayang pada dasarnya memiliki sifat yang berbeda meskipun sekilas terlihat sama. Sifat pengasih berarti mengasihi dengan ikhlas ke sesama, tidak memandang ras, suku, agama, bangsa dan biasanya lahir dari rasa peduli ingin berbagi serta mempunyai jiwa sosial yang tinggi.
Sedangkan sifat penyayang adalah sifat yang melekat dalam diri setiap individu, dan lebih bersifat personal. Seperti sayangnya antara orangtua kepada anaknya. Ataupun sebaliknya.
Akan tetapi, memiliki sikap pengasih dan penyayang terkadang tidaklah mudah, walaupun sebenarnya sudah seharusnya kita sebagai mahluk yang sempurna ini saling bersikap menyayangi dan mengasihi.
Bentuk sikap pengasih dan penyayang yang bisa kita terapkan dalam keluarga misalnya; sesekali ajaklah suami/istri, anak, atau orang tua makan bersama diluar. Menjaga romantisme terhadap suami/istri seperti memberi bunga,memuji,menggandeng tangan ketika berjalan bersama, berjalan-jalan menyusuri tempat romantis. Memberi kejutan/hadiah yang disukai, saling membantu pekerjaan rumah, meluangkan waktu untuk berbicara dan berdiskusi, saling bekerja sama satu sama lain, dan masih banyak hal lainnya yang bisa kalian lakuin untuk menunjukkan rasa kasih sayang kepada keluarga.
4. Bersikap Lemah Lembut
Dalam keluarga yang harmonis bukan berarti didalamnya tanpa ada masalah. Namun masalah apapun yang dihadapi sudah seharusnya diselesaikan dengan hati yang tenang, kepala dingin, jangan emosi dan usahakan tetap bersikap lemah lembut. Sebaliknya, jika kita menghadapi masalah dengan kemarahan,emosi berkata kasar dan tidak sopan maka akal akan tertutup dan kita tidak mampu berpikir jernih.
Bersikap lemah lembut terhadap keluarga akan berdampak besar bagi keharmonisan. Sebab, lemah lembut adalah pelindung hati dari berbagai jenis penyakit hati. Dengan bersikap lemah lembut, akan membawa banyak manfaat antara lain; membangkitkan rasa syukur, membawa keikhlasan, membawa kita lebih tenang dan bahagia. Dan yang pasti hati kita jadi terlatih untuk lebih sabar sehingga emosi pun tidak mudah terpancing.
Maka dari itu, bersikap lemah lembut lah dalam segala hal,jangan bersikap kasar,sombong dan kaku apalagi ketika kalian sedang menghadapi masalah. Semoga dengan bersikap lemah lembut, usaha dan cita-cita kita dimudahkan oleh Allah. Amiin.
5. Menatap dengan Cinta
Pandangan mampu menggambarkan keadaan suasana hati seseorang. Dengan sorot mata yang kita pancarkan,sesungguhnya itulah perasaan yang ada di dalam hati kita. Bahkan tidak jarang, sorot mata kita dapat terbaca dengan jelas, baik saat kita dalam keadaan marah, benci, sedih, jenuh maupun penuh cinta. Dengan demikian kita harus berhati-hati menjaga pandangan, terlebih pandangan kita terhadap pasangan yang halal ataupun dengan yang bukan mahramnya.
Oleh karena itu, tataplah orang yang kita sayangi dengan tatapan cinta. Sesungguhnya tatapan yang teduh dan penuh cinta mampu membangkitkan keceriaan dan kebahagiaan.
6. Saling Pengertian dan Perhatian
Sikap saling pengertian dan perhatian bukan saja sebagai pelengkap, namun lebih jauh lagi merupakan kebahagiaan untuk mencapai keharmonisan keluarga.
Anggota keluarga hendaknya saling memahami dan mengerti keadaan satu sama lain. Baik itu secara fisik maupun mental. Memahami disetiap situasi dan kondisi. Misalnya jika kondisi anak/suami yang sedang lelah,atau sakit maka sebagai ibu/istri sudah resiko untuk mengurus rumah tangga sendirian,begitupun sebaliknya.
7. Saling menyesuaikan diri
Penyesuaian diri dalam lingkup keluarga berarti setiap anggota keluarga berusaha untuk dapat saling mengisi kekurangan yang ada pada diri masing-masing. Serta mau dan mengakui kelebihan.
Menyesuaikan diri pada porsinya. Seperti menyadari dan mengerjakan peran dan tugasnya masing-masing dari setiap anggota keluarga. Karena tak semuanya pekerjaan rumah adalah kewajiban istri/ibu. Demi kesejahteraan bersama, anak dan suami pun seharusnya ikut andil dalam merawat rumah yang ditempati bersama. Penyesuaian diri ini berdampak positif bagi pembinaan keluarga, serta dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab sejak dini kepada anak.
8. Saling Berperan Mengurus Buah Hati
Saling Berperan untuk mengurus anak memang tugas bersama sebagai suami istri. Beperan satu sama lain demi menumbuhkan kehangatan dan kegembiraan dalam keluarga perlu dilakukan. Karena jika tanpa adanya suasana yang hangat, ini akan berdampak buruk terhadap anak. Seperti anak-anak tidak dapat mengembangkan kecerdasannya,kepribadian yang terbentuk tidak tumbuh dengan baik bahkan tidak ada rasa simpati terhadap sesama manusia.
Bekerja sama dengan keluarga dalam segala hal merupakan kunci komunikasi yang kokoh. Mengurus anak disini bukan hanya diperankan oleh istri sebagai ibu, peran suami selain mencari nafkah pun, sangatlah penting. Setelah sesampainya dirumah peran ia bertambah,selain sebagai seorang suami ia juga harus mampu menjadi seorang ayah untuk anaknya.
9. Menghindari Perselingkuhan
Sejatinya, tidak akan terjadi perselingkuhan jika kita sebagai "tuan rumah" tidak mempersilakan ada tamu yang masuk ke rumah. Iya, itu hanya analoginya saja. Yang berarti, Perselingkuhan tidak mungkin terjadi jika kita tidak membuka celah kepada orang ketiga. Apalagi sampai membuka hati, semuanya ada ditangan kita sendiri kita tinggal memilih setia atau selingkuh, hanya itu dasarnya.
Nah,Supaya perselingkuhan ini tidak terjadi pada anda, ada beberapa hal yang perlu dicegah diantaranya ; saling terbuka dan jujur, menjaga pandangan kepada yang bukan mahramnya, menjaga komunikasi, menjaga pergaulan dengan lawan jenis, tidak curhat masalah keluarga dengan lawan jenis, menerima dengan baik kekurangan pasangan, sempatkan berlibur bersama, mengucapkan kalimat sayang, membuat masakan kesukaan,memberi hadiah/kejutan kecil, sebaiknya langsung pulang ke rumah/bertemu istri jika anda merasa mulai tergoda atau mulai masa puber ke dua. Dengan begitu, hidup berumah tangga akan terasa damai dan semakin harmonis.
10. Menanamkan 3 kata penting, Maaf, Minta tolong dan Terima Kasih
Ketiga kata tersebut rasanya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, pastinya perlu berinteraksi dengan orang lain, dan dalam interaksi itu kita perlu ucapkan 3 kata penting, maaf, tolong dan terimakasih. Dan mulailah membiasakan diri kalian dari sekarang diawali dari lingkungan keluarga ya, karena nantinya akan terbawa pada lingkungan sekolah, masyarakat, lingkungan pertemanan bahkan sampai pada lingkungan pekerjaan.
Jangan malu atau gengsi untuk meminta maaf ya, terlebih jika kita pada posisi yang salah. Karena dengan kata "maaf" yang tulus, akan memupus kesalahan,mereda amarah,emosi bahkan dendam. Juga dapat memperbaiki hubungan agar kembali harmonis.
Ketika memohon bantuan, biasakan ucapkan kata "minta tolong" atau "tolong",karena dengan diawali nya kata tolong, orang yang kita mintai bantuan dengan senang hati membantu, tanpa adanya keterpaksaan. Karena dengan kata "minta tolong/tolong" membuat orang lain merasa dihargai dan dibutuhkan serta terkesan lebih sopan.
Terimakasih merupakan bentuk penghargaan atas kebaikan orang lain kepada kita, dan tentunya orang yang telah membantu akan senang hati mendengarnya.
Ketiga kata tersebut perlu diucapkan secara tulus, dengan ekspresi dan bahasa tubuh yang mendukung. Karena jika tidak, maka akan terasa biasa saja dan hanya dianggap sebagai basa-basi. Seperti kata minta tolong, disampaikan dengan nada yang pelan. Ketika meminta maaf disampaikan dengan nada yang lirih, penuh dengan penyesalan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Dan terimakasih diucapkan dengan wajah yang sumringah dan happy.
Alangkah indahnya jika ketiga kata tersebut sudah terbiasa diucapkan. Kehidupan berkeluarga,bertetangga, bermasyarakat pun menjadi lebih tentram, harmonis ,dan rukun.
Ketiga kata tersebut merupakan cerminan perilaku yang mulia dan suka memuliakan orang lain. Serta bentuk penghargaan dan penghormatan kita terhadap sesama, sehingga tanpa ucapan tersebut kita bisa dinilai sebagai orang yang tidak menghargai orang lain. Semoga kita tidak termasuk orang yang sombong dan egois yang sulit mengucapkan ketiga kata se sederhana dan semudah itu. Semoga.
KESIMPULAN :
Membangun keluarga yang harmonis akan terasa mudah bila dilakukan bersama. Dengan adanya komunikasi yang baik, saling terbuka, saling jujur satu sama lain dan tidak mengedepankan emosi dalam memecahkan suatu masalah serta selalu memupuk cinta dimulai dari hal kecil seperti memberikan senyuman,saling pengertian, perhatian, saling mengasihi dan menyayangi, bersikap lembut, dewasa dalam bertindak, yang pasti semuanya harus didasari dengan nilai agama yang baik dan arahan yang baik pula dari seorang kepala rumah tangga agar keluarga yang harmonis lebih terarah, lebih tertuju akan kemana akhirnya.
Demikian penjelasan cara senantiasa agar keluarga harmonis tercipta, dengan menyikapi dan menghadapinya dengan penuh cinta.
semoga kita semua bisa menjadi keluarga yang harmonis, keluarga yang didalamnya terdapat sakinah, mawaddah, warahmah. Semoga kita tidak termasuk kedalam pribadi yang sombong dan egois yang sulit dalam berucap 3 hal penting, yakni meminta maaf,meminta tolong dan terimakasih.