Kesalahan Utama Akademisi Republik ini Adalah ?
Nak, kesalahan utama akademisi republik ini adalah meninggalkan textbooks yang mendalam, analitis, kritis, komprehensif, shahih dan mutawatir. Kalau di bidang komputer, melupakan russell, sipser, sommerville, dennis, witten, aggarwal, atau tannenbaum. Banyak yang mengesampingkan pentingnya pemahaman concepts, fundamental and hard core theory of computing, dan malah menistakan diri, menggemari buku-buku instan, dangkal, berisi soal-soal multiple choice, persiapan ujian sertifikasi produk dari vendor, yang kadang tidak jelas sanad dan matannya.
Dalam setahun saya muter ratusan kampus, alasan sohib-sohib di kampus selalu sama, karena pengen dekat ke industri. Lha mereka lupa dari senin-jumat saya hidup di dunia industri. Dan saya lebih butuh SDM yang memahami konsep dan fundamental aspects dengan baik, dan memiliki kemampuan analitis untuk menyelesaikan masalah secara komprehensif. Daripada pemegang sertifikasi industri yang lemah di kemampuan analisis, mikirnya dangkal akibat kebanyakan ngapalin bank soal, dan kepalanya rusak oleh soal-soal multiple choice.
Orang komputer bisa coding? wajar, itu levelnya di semester 1 dan 2, matkul pemrograman dasar dan lanjut. Coding canggih, tapi tidak bisa mengestimasi cost dan effort, ga bisa ngembangin software yang sesuai kebutuhan dan layak secara ROI dan BEP? Berarti ga lulus matkul systems analysis and design. Coding aplikasi CRUD bisa, tapi stress dan sakit perut ketika harus masukin perhitungan gain ratio dan fourier transform ke code? Lha itu programmer dengan skillset di kurikulum level SMK/D1/D2 masbro.
Ini tahun 2020, bukan tahun 1990. Industri ga hanya butuh lulusan S1 yang hanya bisa coding aplikasi CRUD, karena perang industri masuk ke wilayah perang algoritma machine learning, meng-improve berbagai method, algorithm dan mechanism, dan juga memperbaiki berbagai metodologi software engineering supaya pengembangan produk lebih punya agility, kualitas tetap terjaga tapi harus faster time to market, plus lebih sesuai kebutuhan pengguna. Bahasanya IEEE, software yg berkualitas = ada benefit + sesuai kebutuhan.
Tuntutan lulusan S1 itu bukan ke clerical and psychomotoric work ala SMK/D1/D2, tapi harus ke conceptual dan analytical work. Maknanya? Ya kudu paham penghitungan software effort estimation, ga gagap konsep refactoring dan design pattern, ga linglung kalau harus milih algoritma data preprocessing yg bener. Ngerti bedanya wrapper, filter dan embedded, paham kapan pakai feature extraction atau feature selection. Ga stress mbedain masalah mana yang sebaiknya butuh penyelesaian heuristics dan mana yang statistics. Dan ga perlu khawatir itu semua ada di sekujur matkul semester 1-6 mu, dan akan dipelajari lebih dalam lagi ketika masuk ke matkul konsentrasi semester 7-8.
Konsentrasi akan membawa kita ke target kompetensi dan profesi, apakah software engineering, data science, image processing, computer vision, computer security, dsb. Industri lebih butuh pemahaman mendalam tentang itu, karena perang industri itu perang IPR (hak cipta, patent, merk dagang, rahasia dagang, etc). Aplikasi CRUDmu, instalasi sistem operasimu, atau settingan jaringan komputermu yang keren itu, sayangnya ga iso dinggo ngurus patent nak!
Ayo, back to basic nak, kembali lagi konsentrasi ke textbooksmu, seriusi lagi memahami dengan sabar dan pelan-pelan fundamental aspects of computing, lupakan sertifikasi-sertifikasi atau dril-dril soal multiple choice. Kampus merdeka itu maknanya, mahasiswanya merdeka, ga terbelenggu harus nyari contekan sana sini hanya untuk ngitung use case points, neural network, atau decision tree.
Oleh :
Romi Satria Wahono
Founder and CEO di Braindevs.id dan Founder and CEO di Brainmaticsid